Anak usia sekolah adalah investasi bangsa dan negara, karena mereka adalah
generasi penerus yang akan meneruskan cita-cita bangsa dan negara indonesia ini.
Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini,
Untuk itu unsur gizi memegang peranan yang paling
penting.
Pada usia sekolah kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah,
cepat lelah dan sakit-sakitan, karenanya anak-anak seringkali absen serta
mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran
di sekolah dimana dia menuntut ilmu.
ANAK USIA
SEKOLAH
• usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum
menikah (Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan WHO)
• Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia
sekolah, remaja awal, awal usia dewasa (American Academic of Pediatric tahun 1998
)
• 6 – 12 tahun (Lucas, 2004)
• 5 – 12 tahun (Nix, 2001)
KARAKTERISTIK
ANAK USIA SEKOLAH
• masa pertumbuhan yang cepat dan kegiatan fisik yang
aktif.
• periode ini anak lebih aktif memilih makanan yang
disukainya.
• Anak menjadi kurang bergantung pada orang tuanya dan berkembanglah akal
pengendalian diri anak tersebut.
• Peran orang tua dan guru disaat seperti inilah
yang paling di butuhkan untuk mengendalikan kemauan anak.
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
• Pertumbuhan
Berat dan Tinggi Badan
• Proporsi
Tubuh
• Sistem Internal dan Jaringan (otot dan lemak, Tulang
rangka dan Otak)
• Perkembangan Perceptual (Penglihatan dan
Pendengaran)
E N E R G I
• usia 7 – 9 tahun kebutuhan nya berkisar 1800 kkal.
• Anak laki – laki dan wanita berusia 10 – 12 tahun kebutuhan
nya berkisar 2050 kkal
• Kekurangan
energi penurunan berat badan
• Kelebihan
energi akan mengalami kegemukan
PROTEIN
• usia 7 – 9 tahun 45 g/hari
• Anak laki – laki dan wanita berusia 10 – 12 tahun 50 g/hari
• Kekurangan
protein kwashiokor
• Kelebihan
protein kegemukan
B E S I
• usia 7 – 9 tahun 10 mg/hari
• Anak laki – laki (10-12 thn) 13 mg/hari
• Anak wanita (10 – 12 thn) 20 mg/hari
• Kekurangan
besi anemia gizi besi
• Kelebihan
besi fatal pada penderita Parkinson, hemosiderosis dan
talasemia
Penelitian
tentang zat besi
• Suatu studi oleh Longfils, dkk (2005) yang dilakukan di
Cambodia yaitu dengan memberikan suplementasi besi dan asam folik secara
teratur setiap minggu untuk mengurangi anemia pada anak – anak sekolah dasar.
Dari hasil studi ini menunjukkan
bahwa prevalensi anemia menurun dari 62% sampai 12% dan dari 57% sampai
26% pada anak – anak usia 5 – 11 tahun pada dua sekolah dasar lokal di Propinsi
Kampot, Cambodia setelah diberikan suplementasi tablet besi dan asam folik
selama 20 minggu dan dengan vitamin A dan mebendazole dua kali setahun.
K A L S I U M
• usia 7 – 9 tahun 600 mg/hari
• Anak laki – laki
dan wanita (10-12 thn)
1000
mg/hari
• Kekurangan
kalsium pengurangan pada massa dan kekerasan tulang yang sedang
dibentuk
• Kelebihan
kalsium pembentukan batu
ginjal dan gelaja hiperkalsemia.
Penelitian
mengenai Kalsium
• Moreira, dkk, (2005) mengenai pengaruh dietary kalsium
dan Body Mass Index pada anak – anak di Portugis.
• Hasil
Penelitian : Prevalensi anak –
anak dengan intake kalsium di bawah DRI adalah lebih tinggi pada anak – anak
wanita
• Hasil dari penelitian ini menemukan adanya hubungan
kebalikan antara intake kalsium dan BMI hanya pada anak – anak wanita
S E N G
• usia 7 – 9 tahun 11,2 mg/hari
• Anak laki – laki (10-12 thn) 14,0 mg/hari
• Anak wanita (10 – 12 thn) 12,6mg/hari
• Kekurangan
seng : hambatan pertumbuhan, hambatan perkembangan, dan
pertumbuhan alat seks, anemia, kurang nafsu makan, rendahnya daya tahan
terhadap infeksi
• Kelebihan
seng : gejala sama dengan kekurangan seng
Penelitian
mengenai Seng
• Thurlow, dkk (2006), mengenai resiko kekurangan seng,
iodin dan makronutrien pada anak usia sekolah di Timur Utara Thailand
• Hasil
penelitian menunjukkan 57%
anak – anak memiliki serum seng yang rendah
I O D I U M
• usia 7 – 9 tahun 120 μg/hari
• Anak laki – laki
dan wanita (10-12 thn)
120
μg/hari
• Kekurangan
iodium terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan terutama pada otak
• Kelebihan
iodium iodine induce
hyperthyroidism
Penelitian
mengenai iodium
• Aritonang dan Evinaria (2004), mengenai pola konsumsi
pangan, hubungannya dengan status gizi dan prestasi belajar pada pelajar SD di
daerah endemik GAKI Desa Kuta Dame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi Propinsi
Sumatra Utara
• Pelajar yang mempunyai status gizi sedang 17 orang (68%),
status gizi baik 2 orang (8%) dan pelajar dengan status gizi buruk 6 orang
(24%).
• Prestasi belajar pelajar SD adalah kategori cukup dengan
rata – rata nilai semester I sampai dengan semester II
VITAMIN A
• FAO/WHO (2001) mempunyai 2 level rekomendasi yang
berdasarkan kebutuhan rata – rata dan tingkat asupan yang aman. Untuk anak 2 –
6 tahun kecukupan rata – rata 200 μg RE dan tingkat asupan aman 450 μg RE.
Untuk anak 6 – 10 tahun kecukupan rata – rata 250 μg RE dan tingkat asupan aman
500 μg RE.
VITAMIN D
• Vitamin D dibutuhkan untuk absorpsi dan deposito kalsium
dalam tulang.
• Kecukupan vitamin D untuk anak usia 7 – 9 tahun 5 μg/hari. Untuk
anak laki – laki dan wanita pada usia 10 – 12 tahun sama denga anak usia 7 – 9
tahun yaitu 5 μg/hari.
• Penyakit akibat defisiensi vitamin D yang terkenal adalah
riket (tulang bengkok) pada anak – anak dan osteomalasia pada orang dewasa
• • Vitamin D yang berlebihan akan menyebabkan hiperkalsemia
dan hiperkalsieurea dengan akibat kurang nafsu makan, haus berlebihan, kencing
terus – menerus, muntah, lemas, diare dan pertumbuhan terhambat
VITAMIN C
• Vitamin C aktif dalam pembentukan dan pemeliharaan dari
material interseluler dan meningkatkan resitensi dalam melawan terhadap
penyakit infeksi.
• Angka kecukupan vitamin
C untuk anak usia 7 - 9 tahun adalah 45 mg/hari dan untuk anak usia
10 – 12 tahun adalah 50 mg/hari
Dari kesimpulan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak di usia sekolah, dengan menerapkan pola makan sehat, serta asupan gizi yang baik, maka perkembangan anak akan dapat selalu terjaga sesuai tumbuh kembangnya.
Diambil dari berbagai sumber
Rahman Hakim
No comments:
Post a Comment